free web site traffic and promotion
Showing posts with label ISLAMI. Show all posts
Showing posts with label ISLAMI. Show all posts

Harapan

Diposkan oleh Unknown on Friday, August 26, 2011

Harapan
Para insan taqwa yang dimuliakan oleh Allah SWT. Hari ini yakinlah bahwa para pemilik fitrah sejati selalu mempunyai harapan dalam hidupnya. Manusia tanpa harapan tidak ada bedanya dengan jasad mati yang bergerak tanpa Arruh dan Arah. Itu sebabnya, engkau harus memiliki banyak harapan, setidaknya satu, agar kau masih bisa bernafas.

“…Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” {Q.S. Yusuf (12) : 87

Jangan pernah bunuh harapan yang masih bersemayam di jiwamu. Walaupun kini, harapanmu sepertinya kecil dan belum terwujud nyata, tetaplah bersyukur pada Allah SWT, karena setidaknya engkau telah memiliki harapan itu. Kalau lah harapan saja sudah tidak ada, maka apalah yang bisa diharapkan di dunia ini, apalagi di akhirat. Bersyukurlah dengan harapan yang ada, maka engkau akan ditambah kenikmatan dari-Nya. Bertubi-tubi, Mau? Berharaplah.

Masalah itu Lumrah. Masalah itu Hadiah. Maslah itu ujian dan cinta dariNya. Kalau engkau lari dari masalah maka engkau lari dari kasih sayang Allah. Masalah-lah yang membuat engkau tetap bertahan dan berTuhan. Masalah itu memang tidak enak, tapi ia melahirkan rasa enak. Lapar adalah masalah, tapi tanpa lapar kita tidak pernah menikmati makan. Sebagaimana tanpa haus kita tak pernah optimal merasakan nikmatnya sebuah minuman. Semakin lapar semakin enak makannya, semakin haus semakin enak minumnya, semakin banyak masalah semakin besar harapan mu dekat dengan Tuhan, dekat dengan Sumber Solusi. Teruslahlah bergerak dan berharap. Selama engkau tetap bergerak dan berharap pada Allah, maka sungguh dibalik Frustasi dan sesaknya dadamu, ada Prestasi sejati yang menantimu.

Harapan itu dihadirkan agar kita bisa melakukan yang terbaik dalam hidup yang sebentar ini. Tanpa harapan, maka tiada yang bisa diharapkan dari kehadiranmu di dunia ini. Jadilah manusia yang penuh dengan harapan, agar kehadiranmu di tengah semestamu selalu diharapkan. Dan harapan tertingimu adalah pertemuan dengan Allah SWT.
Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.{Q.S. Al-Insyiroh (94) : 8}

More aboutHarapan

Apa Adanya

Diposkan oleh Unknown

Apa Adanya Diriku
Sudahkah hari ini engkau melihat dunia ini apa adanya? Sudahkah engkau menerima keadaan dirimu, keadaan semestamu, lebih dan kurangnya, dengan apa adanya? Masihkah ada rasa tertekan, sumbatan energi dalam tubuhmu, ketika semestamu mempertontonkan rasa zalim yang menyakitimu? Pikirmu, bisakah seseorang menyakiti hatimu jika kau tak mengizinkan hatimu untuk tersakiti?

Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka), padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan. {Q.S. An-Naml (27) : 14}

Berkarakter “apa adanya” bukan berarti menyerah pada kezaliman yang ada. Lalu siap ditekan dan dizalimi sesama. Sekali lagi, Bukan berarti tertekan itu dipersilakan, tapi berdamailah dengan diri sendiri, selaraskan dengan normatif religi, lalu lebih kuat bersinergi tuk perbaiki semestamu itu dan ini. Buat apa tertekan, jika perasaan tertekan terbukti lebih berkonstribusi menambah masalahmu. Selaraskan jiwamu dengan nilai luhurmu, bukan selaraskan dirimu dengan nilai leluhurmmu atau realita terbaru. Tidak semua dari Leluhur itu luhur, dan juga tidak semua yang baru itu luhur; Yang luhur hanyalah yang “Apa adanya” tertera di dalam Al-Quran dan Sunnahnya.

Nilai luhur itu dari Tuhan, sedangkan realita itu sudah banyak rekayasa syaitan dan manusia arogan. Sekali lagi engkau harus memfilternya, dan berani memilih, memilah, bukan diam malah. Jangan menyerah dengan “apa adanya” yang salah, tapi berbahagialah dengan “apa adanya” yang fitrah.
Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. {Q.S. Ali-Imran (3) : 146}

Para pemilik fitrah sejati pun memiliki kekuatan “Apa Adanya” dalam menerima risalah Islam. Berkarakter “Sami’na wa Atho’na”. Kami dengar, dan kami lakukan. Benar-benar menempatkan Al-Quran di atas seluruh aturan, dihormati dengan segenap, dijadikan subyek rujukan untuk kemaslahatan hidup manusia, kesejahteraan semesta. Ya, sebuah rujukan dan bukan rujakan.
Hari ini ada sebagian manusia karakternya sudah tidak “Apa adanya”, tapi lebih kepada “Ada apanya”. Mereka coba memilih-milih aturan Allah, memfilter yang sudah murni, menyaring dalam angan. Dan berusaha menyingkirkan aturan Allah yang sudah baku dengan berbagai dalih logika dan empati yang bernuansa musyrik sejati, ciptaan sendiri.

Mereka tidak menjadikan Al-Quran sebagai subjek, tetapi malah dijadikannya sebagai objek. Mereka tidak menjadikan Al-Quran sebagai rujukan, melainkan malah menjadikannya sebagai rujakan. Mereka potong ayat-ayat yang sudah ada, lalu mereka campur dengan bumbu kemunafikan, diolah dengan sambal kemaksiatan; sehingga ayat-ayat Al-Quran yang murni pun menjadi ternoda dan tercampur oleh suasana nafsu hati mereka. Pantas saja jika bumi, langit, dan seisinya rusak dan demam karena tindakan mereka dan orang-orang sejenisnya.

Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al-Quran) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan (Al-Quran) itu. {Q.S. Al-Mu’min (23) : 71}
More aboutApa Adanya

Belajar Ikhlas

Diposkan oleh Unknown

Belajar Ikhlas
Dan (aku telah diperintah): “Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik. {Q.S. Yunus (10) : 105}.

Engkau dikatakan tidak ikhlas jika : Engkau beramal karena orang lain, atau jika Engkau tidak jadi beramal karena orang lain. Dan engkau dikatakan tidak ikhlas jika mayoritas ucapanmu berisi keluhan dibandingkan kesyukuran.

Sudahkah engkau ikhlas dengan kehidupanmu saat ini? Adakah yang membuat hidupmu tidak bisa berjalan dengan ikhlas? Masalah-masalah kah yang telah membuatmu mempermasalahkan keikhlasanmu? Bukankah masalah-masalah itu yang tetap membuatmu hingga kini bertahan dan berTuhan?

Kadang masalah hadir lewat hembusan angin, kadang lewat amukan air, kadang lewat luapan api, dan kadang lewat retaknya bumi. Tapi itu semua hakikatnya hanya ilusi, eksternal masalahmu, tapi internal ujianmu. Semuanya kembali pada dirimu, pada fitrahmu, dimana sang mutiara fajar bersemayam.

Walaupun semua orang mengatakan bahwa engkau akan gagal, tapi jika engkau yakin bisa berhasil maka, insya ALLAH engkau pasti berhasil. Dan walaupun semua orang mengatakan bahwa engkau akan berhasil tapi engkau malah meragu, maka keraguan dan kegagalanlah yang akan kembali kepadamu. Famayya’mal mistqoola dzaarotin khoiroyyaroh, wamayya’mal mistqoola dzarrotin syarroyyaroh

Tidak ada yang berat, jika tenagamu cukup untuk mengangkatnya, bahkan menyelaraskannya. Sesendok garam bisa membuat air dalam gelas menjadi asin. Tapi tidak ada air yang asin, walau seratus sendok pun garam ditumpahkan, jika wadahnya selebar danau keikhlasan. Lapangnya dadamu.

Mulai hari ini, hindari do’a penuh keluhan “Wahai Allah, masalahku sangat besar”, tapi katakanlah “Wahai Masalah, Allah itu Maha Besar.” Nah, sebesar apakah masalahmu? Sebesar bumikah? Apakah “gara-gara” masalahmu sebesar bumi lalu engkau mengecilkan Allah dan kekuasaan-Nya? Astaghfirullahal’aziim…

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’. { Q.S. Al-Baqoroh (2) : 45}
More aboutBelajar Ikhlas

Pembeda

Diposkan oleh Unknown


Pembeda di dalam bahasa arab bernama "Furqon". Membedakan mana mutiara dari hati dan mana mutiara dari hawa. Pemisah antara yang benar dan salah, hak dan batil, Cahaya dan Kegelapan, sukses dan gagal, pemenang dan pecundang, iman dan ingkar, Annur dan Annaar.

Ketahuilah, kecerdasan tertinggimu adalah kecerdasan akan kemampuanmu dalam hal membedakan sesuatu. Seperti Nabi Ibrahim as., kecerdasannya bermuara kepada kemampuan kecerdasan spiritual, yakni membedakan mana Tuhan sesungguhnya dan mana Tuhan yang rekayasa. Untuk menjadi sang pembeda yang lihai, maka engkau tak cukup membuat perbedaan dalam tataran pikiran dan rasa saja. Untuk membedakan dengan cerdas dan tuntas, engkau pun harus mulai membuktikannya dengan langkah-langkah yang istiqomah. Bergairah.

Artinya, seringkali untuk menjadi cerdas dalam membedakan, engkau harus berani mencoba bertindak, bukan sekedar berani berpikir dan meyakini. Ingatlah, dua penyebab kegagalan sejati adalah : pertama, karena beriman tanpa bertindak, dan yang kedua, karena bertindak tanpa dilandasi keimanan. Keimanan adalah akarnya tindakan.

Tentu saja, Sejak kapan akar mengkudu berbuah durian? Sejak kapan keikhlasan berbuah keluhan? Sejak kapan cinta berbuah derita? Sejak kapan harapan berbuah putus asa? Sejak kapankah? Engkaulah yang memilihnya.

Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
{TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S. At-Taubah (9) : 105}

Janganlah menjadi penakut dan hanya mau berada di tepi, di pinggiran, menjadi orang-orang yang meminggirkan diri. Sebab jika engkau menyendiri lantaran takut maka untuk apa kau gunakan RUH suci dari Tuhanmu itu?

Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi. Maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. {TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S. Al-Hajj (22) : 11}

Ayo pilihlah. Biarkan fitrahmu tetap bermuara. Biarkan mutiara fajar itu bekerja. Tanpa pilihan maka kau yang akan dipilihkan, diperebutkan, ditarik-tarik, didorong-dorong, diobok-obok. Kau lah objeknya, kau lah targetnya, kau lah mangsanya.

Ingatlah bahwa Hidup ini adalah PILIHAN. Dan setiap Pilihan pasti mengandung Resiko yang tak bisa Anda pilih. Kalau Anda memilih Ikan paus maka resikonya bernama samudera, bukan selokan. Artinya, pelaut ulung tidak dilahirkan dari laut yang tenang. Layang-layang terbang tinggi karena berani melawan arah angin. Cita-cita besar akan dipaketkan dengan ujian dan resiko yang besar. Memilih itu memang tidak mudah, tetapi Tidak pernah Memilih jauh lebih menyulitkan lagi.
More aboutPembeda