free web site traffic and promotion

Sosial Budaya Propinsi Sulawesi Selatan

Diposkan oleh Unknown on Sunday, February 19, 2012

Syahruddin Demat (MUNAS IKAMI SULSEL XVI)

Banyak etnis dan bahasa daerah digunakan masyarakat Sulawesi Selatan, namun etnis paling dominan sekaligus bahasa paling umum digunakan adalah Makassar, Bugis dan Toraja. Salah satu kebudayaan yang terkenal hingga ke mancanegara adalah budaya dan adat Tana Toraja yang khas dan menarik. Lagu daerah yang kerap dinyanyikan di antaranya lagu Makasar yaitu Ma Rencong-rencong, Pakarena dan Anging Mamiri. Sedangkan lagu Bugis adalah Indo Logo, dan Bulu Alaina Tempe dan untuk Tana Toraja adalah lagu Tondo.

Rumah-rumah adat di Bugis, Makassar dan Tator memiliki arsitektur tradisional yang hampir sama bentuknya. Rumah-rumah itu dibangun berdiri di atas tiang-tiang dan karenanya mempunyai kolong. Tinggi kolong disesuaikan tiap tingkatannya dengan status sosial pemilik, misalnya raja, bangsawan, orang berpangkat dan rakyat biasa. Masyarakat di sana percaya bahwa selama ini penghuni pertama zaman prasejarah di Sulawesi Selatan adalah orang Toale. Ini didasarkan atas temuan Fritz dan Paul Sarasin tentang orang Toale, yang berarti orang-orang yang tinggal di hutan, atau lebih tepat dikatakan penghuni hutan. Orang Toale masih satu rumpun keluarga dengan suku bangsa Wedda di Srilangka.

Salah satu upacara adat di Tanah Toraja (Tator) adalah upacara Rambu Solo (upacara berduka/ kematian) yang merupakan upacara besar sebagai ungkapan dukacita. Sedangkan dikalangan masyarakat Bugis terdapat falsafah hidup “Aja Muamelo Ribetta Makkala’ Ricappa’na Letengnge”, yang berarti masyarakat menanti dengan penuh harap pemimpin pemerintahan yang bertindak cekatan dan bereaksi cepat mendahului orang lain dengan penuh keberanian meskipun menghadapi tantangan berat.

Ada pula falsafah “Namo maega Pabbisena, Nabongngo Pollopina, Teawa Nalureng”. Maksudnya biar banyak pendayungnya tetapi juru mudinya tidak mahir, saya tidak mau menumpangi perahu itu. Dengan kata lain, falsafah ini mengajarkan jika terdapat pemimpin yang tidak cerdas, selayaknya dia tidak diikuti walaupun banyak punggawanya. 
More aboutSosial Budaya Propinsi Sulawesi Selatan

Renungan Perjalanan Sang Perantau Ilmu

Diposkan oleh Unknown

Majalah Anak Riau (IPMR) Jambi
"Perjalanan adalah sebuah keharusan dalam hidup" saya mengenalnya sebagai perantau, tapi perantauan itu dalam mendapatkan ilmu, maka saya panjangkan menjadi "sang perantau ilmu". dari sisi manapun kita memandang semuanya setuju bahwa ilmu yang kita miliki harus berkembang dari hari ke hari.

Lalu di awal tahun ini, saya kembali berfikir dan merenungi perjalanan hidup yang telah saya lalui dalam umur yang begitu lama. ya 26 tahun kini saya berada di dunia, namun bukan berarti kapasitas keilmuan saya seisi tahunan itu. hal ini yang kemudian membuat saya menghirup nafas dalam-dalam. apakah perantauan ini sia-sia.

Secercah pemikiran muncul di kedalaman hati, bahwa tak ada yang disesali kecuali satu hal. "tidak bijak dalam memanfaatkan waktu". saya yakin hanya satu hal inilah yang membuat pergeseran nilai dalam sebuah kehidupan manusia. terbuka secara jelas bahwa perjalanan waktu berlalu tanpa ku gunakan secara bijak . lalu kembali di awal tahun ini seorang perantau ilmu berkomitmen setelah Perjalanan Panjangnya dalam perantauan kehidupan, "gunakanlah waktumu dengan bijaksana, berfikir dan bergeraklah dalam wawasan keilmuan". saya masih diberi kesempatan untuk hidup, maka takkan kubiarkan ia berlalu begitu saja. karena waktu itu terus maju kedepan dan tak mau tahu akan segala yang tertinggal. seperti syair indah dari seorang pemimpin di masa lalu," waktu adalah pedang". maka, ambillah yang terbaik dari rentetan pedang yang terhunus.
More aboutRenungan Perjalanan Sang Perantau Ilmu

Ceritaku di Yogyakarta - Munas IKAMI SULEL

Diposkan oleh Unknown on Wednesday, February 8, 2012


Baru pertama kali ini aku menginjakkan kaki ku di tanah Yogyakarta, dengan mengikuti agenda besar di Ikami Sulsel yaitu Munas Ikami Sulsel ke XVI, saya merasa senang dan bahagia bisa hadir di sana sebagai utusan dari Ikami Sulsel Cabang Jambi, selain menghadiri kegiatan tersebut saya juga bisa bersilaturrahim dengan saudara-saudaraku asal sulawesi selatan yang berada di seluruh indonesia yang tergabung di dalam organisasi primordial IKAMI Sulsel.

Ada beberapa moment penting yang ada di agenda Munas Ikami Sulsel ke XVI yang di laksanakan di Yogyakarta, diantaranya Pemilihan Ketua Umum PB, Dialog Kebangsaan dengan menghadiri Tokoh Nasional asal Sulawesi Selatan sebagai pembicara, LPJ PB Ikami Sulsel Periode 2009-2011 serta Pembahasan AD dan ART Ikami Sulsel guna menjadikan Ikami Sulsel sebagai organisasi yang modern di era globalisasi ini.

Meskipun dalam forum peserta sidang Munas Ikami Sulsel saling beradu argument, tapi di sela-sela waktu istirahat mereka tetap saudara dan saling bercanda ria, karena itulah warna-warni yang ada di Ikami Sulsel.

Berjalan mengelilingi kota Yogyakarta pasca Munas Ikami Sulsel, meskipun tidak semua tempat wisatanya saya kunjungi karena keterbatasan waktu, tapi setidaknya saya sudah melihat kota yang cukup sederhana dengan tetap memegang teguh adat dan budayanya ... !!!

Sampai bertemu kembali di Moment Nasional Ikami Sulsel berikutnya ...
More aboutCeritaku di Yogyakarta - Munas IKAMI SULEL