(Syahruddin Demat) Ketua Umum IPMR Jambi |
Bagi para aktivis dan Anggota Ikatan Pelajar Mahasiswa Riau (IPMR) Jambi dalam beberapa bulan nanti adalah hari-hari untuk menuju Musyawarah Tahunan Anggota (MTA) ke VI yang akan dilaksanakan di jambi. “Keberartian” momentum MTA, karena pada saat itu sejatinya akan melahirkan kesadaran kolektif tentang semakin perlunya lembaga yang akan menghimpun identitas dan idealitas mahasiswa/pelajar Riau untuk berjuang bersama mengisi kesuksesan dan kebersamaan di tanah rantau. Independensi bukanlah keniscayaan, ia harus kita rawat terus menerus. Kita harus menanyakan minimal setahun sekali sampai dimana perjalan organisasi kita dan apa yang telah kita berikan untuk IPMR Jambi saat ini.
Kini, di usianya yang ke-12 (2000-2012) yang nampak di permukaan dan sangat menonjol justru pragmatisme, menurunnya kadar intelektual anggota, komitmen kebersamaan yang hanya slogan, sampai goyangnya independensi di level grass root. Oleh karenanya tidak heran jika muncul pertanyaan reflektif, ada apa dengan para anggota IPMR Jambi?. Masihkah mereka merawat identitas dan idealitas yang selama ini dibangun dengan balutan independensi yang kokoh? Masih adakah jalinan kekeluargaan yang di bangun di IPMR Jambi sesuai dengan tujuan organisasi ini di bentuk??
Dinamika suksesi kepengurusan dalam pembentukan struktural IPMR Jambi tentunya harus menjadi ajang untuk saling berupaya menjadikan wadah tersebut berkualitas dan berkeluarga. Apapun hasilnya manakala telah melewati mekanisme organisasi yang benar dan konstitusional dengan mengedepankan prinsip-prinsip kejujuran maka wajib didukung oleh segenap anggota yang ada.
Akan tetapi kenyataannya, dalam praktek penentuan personalia kepengurusan tidak dapat dipungkiri telah terjadi praktik yang tidak sehat seperti pilih kasih dan cerita belakang anggota yang tidak berkualitas, atas pertimbangan politik yang jelas salah kaprah. Jangan lagi ada seseorang menduduki posisi (jabatan) hanya karena pertimbangan politis dukung-mendukung tanpa mempertimbangkan kapasitas dan kapabilitas seseorang duduk dalam struktur kepengurusan tersebut. buat apa berstatus pengurus tapi tidak dapat memberikan kemajuan dan kebersamaan dalam keluarga bagi IPMR Jambi.
Salam Kekelurgaan ... !!!
Kini, di usianya yang ke-12 (2000-2012) yang nampak di permukaan dan sangat menonjol justru pragmatisme, menurunnya kadar intelektual anggota, komitmen kebersamaan yang hanya slogan, sampai goyangnya independensi di level grass root. Oleh karenanya tidak heran jika muncul pertanyaan reflektif, ada apa dengan para anggota IPMR Jambi?. Masihkah mereka merawat identitas dan idealitas yang selama ini dibangun dengan balutan independensi yang kokoh? Masih adakah jalinan kekeluargaan yang di bangun di IPMR Jambi sesuai dengan tujuan organisasi ini di bentuk??
Dinamika suksesi kepengurusan dalam pembentukan struktural IPMR Jambi tentunya harus menjadi ajang untuk saling berupaya menjadikan wadah tersebut berkualitas dan berkeluarga. Apapun hasilnya manakala telah melewati mekanisme organisasi yang benar dan konstitusional dengan mengedepankan prinsip-prinsip kejujuran maka wajib didukung oleh segenap anggota yang ada.
Akan tetapi kenyataannya, dalam praktek penentuan personalia kepengurusan tidak dapat dipungkiri telah terjadi praktik yang tidak sehat seperti pilih kasih dan cerita belakang anggota yang tidak berkualitas, atas pertimbangan politik yang jelas salah kaprah. Jangan lagi ada seseorang menduduki posisi (jabatan) hanya karena pertimbangan politis dukung-mendukung tanpa mempertimbangkan kapasitas dan kapabilitas seseorang duduk dalam struktur kepengurusan tersebut. buat apa berstatus pengurus tapi tidak dapat memberikan kemajuan dan kebersamaan dalam keluarga bagi IPMR Jambi.
Salam Kekelurgaan ... !!!
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment