free web site traffic and promotion

Renungan Kehidupan

Diposkan oleh Unknown on Tuesday, July 19, 2011

Pada suatu tempat, hiduplah seorang anak. Dia hidup dalam keluarga yang bahagia, dengan orang tua dan sanak keluarganya. Tetapi, dia selalu mengangap itu sesuatu yang wajar saja. Dia terus bermain, menggangu adik dan kakaknya,

Membuat masalah bagi orang lain adalah kesukaannya. Ketika ia menyadari
kesalahannya dan mau minta maaf, dia selalu berkata, "Tidak apa-apa, besok kan bisa."

Ketika agak besar, sekolah sangat menyenangkan baginya. Dia belajar, mendapat teman, dan sangat bahagia. Tetapi, dia anggap itu wajar-wajar aja. Semua begitu saja dijalaninya sehingga dia anggap semua sudah sewajarnya.

Suatu hari, dia berkelahi dengan teman baiknya. Walaupun dia tahu itu salah,
tapi tidak pernah mengambil inisiatif untuk minta maaf dan berbaikan dengan teman baiknya. Alasannya, "Tidak apa-apa, besok kan bisa”.

Ketika dia agak besar, teman baiknya tadi bukanlah temannya lagi. Walaupun dia masih sering melihat temannya itu, tapi mereka tidak pernah saling tegur. Tapi itu bukanlah masalah, karena dia masih punya banyak teman baik yang lain.

Dia dan teman-temannya melakukan segala sesuatu bersama-sama, main, mengerjakan PR dari sekolah, dan jalan-jalan. Ya, mereka semua sahabat-sahabatnya yang paling baik.

Setelah kepindahannya ke kota untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi, kuliah dan keterlibatannya di berbagai organisasi intern maupun eksteren kampus membuatnya sibuk. Dia ketemu seorang cewek yang sangat cantik dan baik. Cewek ini kemudian menjadi pacarnya. Dia begitu sibuk dengan aktifitasnya.

Tentu, dia rindu untuk bertemu sahabat-sahabatnya. Tapi dia tidak pernah lagi menghubungi mereka, bahkan lewat telepon. Dia selalu berkata, "Ah, aku capek, besok saja aku hubungin mereka." Ini tidak terlalu mengganggu dia karena dia punya sahabat-sahabat baru selalu mau diajak keluar.

Jadi, waktu pun berlalu, dia lupa sama sekali untuk menelepon sahabat-sahabatnya di kampung.

Setelah dia menikah dan punya anak, dia bekerja lebih keras agar dalam membahagiakan keluarganya.

Dia tidak pernah lagi membeli bunga untuk kekasihnya, atau pun mengingat hari ulang tahun kekasihnya dan juga hari jadian mereka. Itu tidak masalah baginya, karena kekasinya selalu mengerti dia, dan tidak pernah menyalahkannya.
Tentu, kadang-kadang dia merasa bersalah dan sangat ingin punya kesempatan untuk mengatakan pada kekasihnya "I Still Loving You serta ingin memberikan sebuah cincin putih kepadamu", tapi dia tidak pernah melakukannya. Alasannya, "Tidak apa-apa, saya pasti besok akan mengatakannya."

Dia tidak pernah sempat datang ke pesta ulang tahun sahabat-sahabatnya, tapi dia tidak tahu ini akan perpengaruh pada hubungan persahabatan mereka. Sahabat-sahabatnya mulai menjauhinya,

Suatu hari, kemalangan datang pada dirinya, ketika itu kekasihnya menyatakan ingin mengakhiri hubungan percintaan yang di jalinnya, karena kekasihnya itu telah memilih seseorang pengganti dirinya yang lebih perhatian kepadanya.

Dia baru sadar saat kekasihnya ingin meninggalkannya. Sebelumdia sempat berkata "I Still Loving You serta ingin memberikan sebuah cincin putih kepadamu",

Kekasihnya telah meninggalkanya. Dia sangat terpukul dengan kejadian itu dan mencoba menghibur diri sendiri melalui bermain gitar sambil bernyanyi. Tetapi dia tetap merasa kesepian, dia mencoba menghubungi sahabat-sahabatnya untuk menemaninya, tapi dia barus sadar bahwa sahabat-sahabatnya tidak mau lagi berkomunikasi dengan dia karena kesombongannya dulu dan merekapun sibuk dengan pekrjaannya masing-masing.

Tidak ada yang peduli dengan dia, yang di masa lalunya tidak pernah meluangkan waktunya untuk mereka semua yang mencintainya.

Dengan keterpurukannya, datang seorang sahabat yang belum ia kenal menghampirinya, dan merekapun berjabat tangan untuk berjabat tangan untuk sebuah persahabatan baru, meeka pun menceritakan kejadian yang menimpanya kepada sahabat barunya itu,

Setelah bercerita panjang lebar, sahabat baruya pun ingin bergegas pergi karena ada aktifitas yang harus ia selesaikan, Saat dia mau pergi, dia meninggalakan banyak pesan serta masukan kepadanya agar tidak selalu dengan kebiasaan buruk seperti yang pernah di lakukanya dan dia pun sadar dan berkata kepada dirinya sendiri, "Aachh, seandainya saja aku menyadari ini dari dulu, mungkin kejadiannya gak seperti ini”.

Dia pun menangis dengan airmata dipipinya sambil berkata “ Ya Allah Terima kasih Engkau Telah memberikan aku sebuah pelajaran yang sangat berarti dan mengutus hamba-Mu untuk datang menyadarkan aku, aku berjanji kepada-Mu akan merubah semua kebiasaan buruk yang telah menghancurkan kehidupanku selama ini”.

Apa yang saya ingin coba katakan pada anda, waktu itu nggak pernahberhenti. Anda terus maju dan maju, sebelum benar-benar menyadari, anda ternyata telah maju terlalu jauh.

Jika kamu pernah bertengkar, segera berbaikanlah, Jika kamu merasa ingin mendengar suara sahabatmu, jangan ragu-ragu untuk menghubunginya segera.

Terakhir, tapi ini yang paling penting, jika kamu merasa kamu ingin bilang sama seseorang bahwa kamu sayang dan cinta dia, jangan tunggu sampai terlambat. Jika kamu selalu pikir bahwa besok akan datang, maka "besok" akan pergi begitu cepatnya hingga kamu baru sadar bahwa waktu telah meninggalkanmu

{ 4 komentar... read them below or add one }

Latifah Ratih said...

Betuuuuuuuuuuuuuul sekali...
saya Terharu ^_^

Unknown said...

terima kasih atas keterharuannya dengan ceritaku ...

Unknown said...

Mantap....

Unknown said...

Thanks sahabat Ofiq sudah memberi apresiasi ... hehehe

Post a Comment